Stop out terjadi ketika tingkat margin Anda mencapai 0%, dan sistem secara otomatis menutup posisi untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Karena leverage Anda menentukan margin Anda, leverage berperan besar dalam memengaruhi stop out.
Leverage dapat meningkatkan daya beli, selain juga meningkatkan risiko:
- Leverage yang lebih tinggi: Membutuhkan margin yang lebih rendah untuk membuka order. Artinya, Anda dapat trading dalam jumlah yang lebih besar dengan lebih sedikit uang, tetapi hal ini juga membuat order Anda lebih sensitif terhadap perubahan pasar, sehingga meningkatkan risiko terkena stop out.
- Leverage yang lebih rendah: Membutuhkan margin yang lebih tinggi untuk membuka order. Meskipun itu membatasi daya beli Anda, tetapi dapat mengurangi sensitivitas terhadap fluktuasi pasar, sehingga menurunkan peluang terkena stop out.
Contoh
Leverage yang lebih tinggi (1:500)
Dengan 100 USD di akun Anda dan leverage 1:500, Anda dapat membuka trade senilai 50.000 USD (100 USD × 500 = 50.000 USD). Margin yang diperlukan untuk trade ini adalah 100 USD, tidak ada ekuitas tambahan. Jika pasar bergerak berlawanan dengan keinginan Anda sebesar 1%, kerugian Anda adalah 500 USD (1% dari 50.000 USD). Karena akun Anda hanya memiliki 100 USD, kerugian Anda dibatasi hingga 100 USD. Ekuitas Anda turun menjadi 0 USD, dan tingkat margin Anda turun menjadi 0%, sehingga memicu stop-out.
Leverage yang lebih rendah (1:50)
Dengan 100 USD di akun Anda dan leverage 1:50, Anda dapat membuka trade senilai 5.000 USD (100 USD × 50 = 5.000 USD). Margin yang dibutuhkan masih $100, tetapi ukuran trade menjadi lebih kecil. Jika pasar bergerak berlawanan dengan keinginan Anda sebesar 1%, kerugian Anda adalah 50 USD (1% dari 5.000 USD). Setelah merugi, ekuitas Anda menjadi 50 USD, dan tingkat margin Anda menjadi 50%. Karena tingkat margin Anda di atas 0%, tidak terkena stop-out, dan trade tetap terbuka.